Pages

Rabu, 27 November 2013

RESUME TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Konsep dasar teori humanistik

Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan seorang manusia untuk mampu mengaktualisasikan diri dalam hidup dan penghidupannya.
Konsep belajar humanistik berangkat dari aliran psikologi humanistic
Menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan
Belajar harus berorientasi pada peserta didik sebagai subjek belajar
Pendidikan yang efektif menurut aliran ini adalah pendidikan yang berpusat pada minat, dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang humanis adalah pendekatan dialogis, reflektif, dan ekspresif
Pendekatan Humanistik mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan.
Pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif
Belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri
Teori Humanistik menekankan kognitif dan memengaruhi proses

Implementasi dalam pembelajaran


Guru Sebagai Fasilitator :

memberi perhatian dan motivasi
membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum
Memahami karakteristik siswa
mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar
Dapat menyesuaikan dirinya bersama siswanya
Berbaur dengan siswanya, berkomunikasi dengan sangat baik bersama siswanya
Dapat memahami dirinya dan tentunya agar dapat memahami siswanya

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :

Merumuskan tujuan belajar yang jelas
Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung risiko dari perilaku yang ditunjukkan.
Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

Ciri-ciri guru yang baik menurut teori humanistik
Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar. Ruang kelads lebih terbuka dan mampu menyesuaikan  pada perubahan.

Tokoh-tokoh dalam teori Humanistik
1. Abraham Maslow

Di kenal sebagai pelopor aliran humanistik. Maslow percaya bahwa manusia bergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang paling di kenal adalah teori tentang Hierarchy of Needs ( Hirarki kebutuhan ). Dia mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri orang memiliki rasa takut yang dapat membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan. Manusia juga bermotivasi untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidupnya. Kebutuhan – kebutuhan tersebut memiliki hirarki ( tingkatan ) mulai dari yang rendah sampai yang tinggi. Adapun hirarki – hirarki tersebut adalah : 

Kebutuhan fisiologis atau dasar
Kebutuhan akan aman dan tenteram
Kebutuhan akan dicintai dan disayangi
Kebutuhan untuk dihargai
Kebutuhan untuk aktualisasi diri 


2. Carl Ransom Rogers

Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik. 

Dua ciri belajar, yaitu: 
Belajar yang bermakna : Proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik. 
Belajar yang tidak bermakna : Proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik. 
Peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai 

fasilitator yang berperan aktif dalam : 
Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif terhadap belajar. 
Membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar. 
Membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar. 
Menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa. 
Menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya

3. Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. 

Lukisan persepsi diri : 
Lingkaran kecil : Gambaran ersepsi diri 
Lingkaran besar : Persepsi dunia 

4. Kolb 
4 tahap belajar : 
Tahap pengalaman kongkre : Seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. 
Tahap pengalaman aktif dan reflektif : Seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya. 
Tahap konseptualisasi : Seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya. 
Tahap eksperimentasi aktif : Melakukan eksperimentasi secara aktif

5. Honey Dan Mumford 
4 golongan orang belajar : 
Kelompok aktivis : mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru. 
Golongan reflector : mempunyai kecenderungan yang berlawanan dengan mereka yang termasuk kelompok aktivis.
Kelompok teoritis : Mereka memiliki kecenderugan yang sangat krritis, suka menganalisis, selalu berfikir rasional dengan menggunakan penalarannya.
Golongan pragmatis : mereka memiliki sifat-sifat praktis, tidak suka berpanjang lebar dengan teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil, dan sebagainya 

6. Habermas 
belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya (lingkungan alam maupun lingkkungan sosial). 
3 tipe belajar : 
Belajar teknis (technical learning) : Belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang dapat beinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. 
Belajar praktis (practical learning) : Belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan baik. 
Belajar emansipatoris menekanan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau informasi budaya dalam lingkungan sosialnya.

7. Bloom dan Krathwohl 

3 kawasan yang mungkin dipelajari : 
Kognitif : Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi 
Psikomotor : Peniruan, penggunaan, ketepatan, perangkaian, naturalisasi 
Afektif : Pengenalan, merespon, penghargaan, pengorganisasian, pengalaman 

Kelebihan teori Humanistik 
Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial.
Siswa merasa senang, berinisiatif dalam belajar,.
Guru menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.
Siswa mempunyai banyak pengalaman yang berarti
Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
Indikator dari keberhasilan aplikasi ini ialah siswa merasa senang dan bergairah
Terjadinya perubahan pola piker
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku
Siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisai diri dengan sebaik-baiknya.

Kekurangan teori Humanistik
Bersifat individual.
Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yang mendukung.
Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis
Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
Siswa tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar
Peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi berkurang
Keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri

Rabu, 20 November 2013

RESUME TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Asal kata konstruktivisme adalah “to construct” yang artinya membangun atau menyusun. Konstruktivisme memandang belajar sebagai proses di mana pembelajar secara aktif  mengkonstruksi  atau  membangun  gagasan-gagasan  atau  konsep-konsep  baru didasarkan atas pengetahuan yang telah dimiliki di masa lalu atau ada pada saat itu. Dengan  kata  lain, ”belajar  melibatkan konstruksi  pengetahuan seseorang  dari pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri”. Dengan  demikian, belajar  menurut konstruktivis  merupakan upaya keras  yang sangat  personal, sedangkan  internalisasi konsep,  hukum,  dan  prinsip-prinsip umum  sebagai konsekuensinya  seharusnya diaplikasikan  dalam  konteks  dunia nyata.  Guru bertindak sebagai fasilitator yang meyakinkan siswa untuk menemukan  sendiri prinsip-prinsip  dan  mengkonstruksi pengetahuan dengan memecahkan problem-problem yang realstis. Konstruktivisme juga dikenal sebagai  konstruksi pengetahuan sebagai suatu proses sosial. 

TUJUAN KONSTRUKTIVISME

      Menumbuhkan motivasi siswa bahwa belajar merupakan tanggung jawabnya sendiri

      Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya


      Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri

CIRI-CIRI PEMBELAJARAN SECARA KONSTRUKTIVISME

Adapun ciri – ciri pembelajaran secara kontruktivisme adalah:
1.      Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya.
2.      Menyokong pembelajaran secara koperatif mengambil kira sikap dan pembawaan murid.
3.      Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid & guru.
4.      Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.
5.      Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.


PRINSIP-PRINSIP KONSTRUKTIVISME
1.      Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2.      Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar
3.      Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
4.      Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
5.      Mencari dan menilai pendapat siswa

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME MENURUT JEAN PIAGET
 Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989: 159) menegaskan bahwa penekanan teori kontruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator.

A.    Skemata

Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan.

B.     Asimilasi

Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.

C.     Akomodasi

Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi.

D.    Keseimbangan

Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi


TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME MENURUT VGOTSKY
Menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial.  Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut konstruktivisme social.
Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu
1.      1. Zone of Proximal Development (ZPD)
2.      2.  scaffolding.

Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran

1.      tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi,

2.      kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan


3.      peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI KONSTRUKTIVISME
1Berpikir : 
Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berpikir untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan.
2.  Faham : 
Oleh karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.
3.   Ingat : 
Oleh karana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka. Justru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.

4.  Kemahiran sosial : 
Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan dan guru dalam membina pengetahuan baru.
5.   Seronok : 
Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka paham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.
         Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang begitu mendukung.

KLASIFIKASI BELAJAR
Ø  reception learning
Ø  rote learning
Ø  constructivisme
Ø  kognitif gestalt
FUNCTION OF TEACHER

The modern teacher is a facilitator: a person who assists student to learn for themselves. ( Stephen Wall)

TEORI PIAGET

Ø  Able to solve concrete (hands-on) problems in logical fashion
Ø  Understands law of conversation and id able to classify and seriate
Ø  Understand reversibility

1.      Pengurutan : mengurutkan dari hal yang besar ke yang kecil ataupun sebaliknya melalaui benda-benda
2.      Klasifikasi  : membedakan suatu benda dengan menggunakan warna atau bentuk misalnya pada masa anak-anak
3.      Decentering : membuat suatu proyek pekerjaaan dengan menggunakan berbagai unsur
4.      Reversibility : misalnya ketika anak kecil bermain suatu mainan dia akan merapihkannya dan kemudian memberantakan kembali.
5.      Penghilang sifat egosentrisme : karena akan susah untu berfikir secara umum


Rabu, 13 November 2013

TEORI BELAJAR KOGNITIF GESTALT


TEORI BELAJAR KOGNITIF GESTALT
A.    Definisi Teori Gestlat
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.

B.     Sejarah
Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.

C.    Hukum dasar teori Gestalt
Teori belajar gestalt meneliti tentang pengamatan dan problem solving
·         Hukum pragnanz
·         Hukum kesamaan
·         Hukum kecenderungan
·         Hukum ketertutupan
·         Hukum kontinuitas

Karakteristik
1.      Mempunyai hukum keterdekatan, ketertutupan, dan keamanan.
2.      Proses pembelajaran secara terus meneru dan memperkuat ingatan peserta didik
3.      Adanya perubahan belajar insight 

Tokoh-Tokoh Teori Gestalt
Tokoh-tokoh yang mendukung teori Gestalt antara lain:

A.     Max Wertheimer
Max Wertheimer lahir di Prague/Praha pada tanggal 15 April 1880. Dia belajar bersama Stumpf di Berlin selama beberapa tahun. Kemudian mendapat gelar doktoralnya dari Kulpe di University of Wurzburg pada tahun 1904-1910. Wertheimer pergi ke Institut Psikologi University of Franfurt yang pada akhirnya dipertemukan dengan Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka yang kemudian menjadi subjek eksperimennya.

Wertheimer merupakan kekuatan intelektual penuntun diantara para pendiri psikologi Gestalt. Pada tahun 1933, dia pergi ke Amerika Serikat untuk menyelamatkan diri dari berbagai masalah yang terjadi di Jerman. Di sana dia menulis buku terkenalnya “Productive Thinking” yang berisi tentang psikologi kognitif dalam perspektif Gestalt, yang dipublikasikan pada tahun 1945 setelah kematiannya oleh anaknya.

B.     Wolfgang Kohler.
Wolfgang Kohler lahir pada tanggal 21 Januari 1887, di Re Val, Estonia. Dia menerima gelar Ph. dan pada tahun 1908 dari University of Berlin. Kemudian menjadi asisten di Institute Psikologi Frankfurt yang mempertemukannya dengan Max Wertheimer. Tahun 1913 mendapat tugas belajar ke Antrhopoid Station, Tenerife di kepulauan Canary dan tinggal di sana sampai tahun 1920.
Pada tahun 1917 ia menulis buku paling terkenalnya “Intelegenzprufungen An Menschenaffen” yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun 1925 dengan judul The Mentality of Apes. Pada tahun 1922 Kohler menjadi ketua dan direktur laboratorium psikologi di University of Berlin dan tinggal di sana sampai pensiun.

C.     Koffka
Kurt Koffka lahir pada tanggal 18 Maret 1886 di Berlin. Dia juga mendapat gelar Ph.D dari University of Berlin pada tahun 1909 dan juga menjadi asisten di Frankfurt.
Pada tahun 1911, Koffka pergi ke University of Gressen dan mengajar di sana sampai tahun 1927. Ketika di sana, dia menulis buku “Growt Of The Main : An Introduction To Child Psychology” (1912). Pada tahun 1922, dia menulis sebuah artikel untuk Psychological Bulletin yang memperkenalkan program Gestalt kepada pembaca Amerika Serikat. Tahun 1927, Koffka meninggalkan Amerika Serikat untuk mengajar di Smith College dan mempublikasikan “Principles Of Gestalt Psychology”.

Prinsip-prinsip belajar menurut Teori Gestalt 

Prinsip-prinsip pengorganisasian
Ø  Principle of proximately
Ø  Principle of similarity
Ø  Principle of objective set
Ø  Principle of continuity
Ø  Principle of closure / good form
Ø  Principle of figure  and ground
Ø  Principle of isomorphism


Adapun timbulnya insight itu tergantung pada:

Ø  Kesanggupan
Ø  Pengalaman
Ø  Taraf kompleksitas dari suatu situasi
Ø  Latihan
Ø  Trial and error

Implementasi Teori Gestalt dalam pembelajaran 

Ø  Pengalaman tilikan (insight)
Ø  Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning)
Ø  Perilaku bertujuan (pusposive behavior)
Ø  Prinsip ruang hidup (life space)
Ø  Transfer dalam belajar 

Kelebihan  Teori Gestalt
1.      Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving)
2.      Dapat meningkatkan motivasi
Kekurangan Teori Gestalt
1.      Untuk teori belajar kognitif ini keberhasilan sebuah pembelajaran tidak dapat diukur hanya dengan satu orang siswanya saja maksudnya semua siswa harus diperhatikan.
2.      Konsekuensinya terhadap lingkungan adalah fasilitas-fasilitas dalam lingkungan juga harus mendukung. 

MEANINGFUL LEARNING
Meaningful learning emphasizes students acquisition of new information and it’s linkages to previous experiences and knowledge in the formation of personal and uniqe understandings. 

CHARACTERISTIC OF MEANINGFUL LEARNING (Grabe:2007)
Ø  Active             : mean that learners are dynamic, that they assume, active roles in learning  activities.
Ø  Authentic        : mean that learners construct knowledge from situated and authentic learning activities
Ø  Constructive    : mean that learners accommodate new ideas to their prior knowledge or experiences
Ø  Cooperative     : mean that learners are encouraged to solve the problem task together with their peers

Kognitif : mempelajari proses mental, bagaimana orang berfikir, merasakan, mengingat dan belajar
Kognitif : berhubungan dengan topic perhatian, persepsi, memori, bahasa, berpikir, dan membuat keputusan.
Kognitif : psikologi khusus pada pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari proses mental

REFERENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Gestalt