Pages

Rabu, 06 November 2013

teori Behaviorisme


BEHAVIORISME

Pendekatan-pendekatan dalam psikologis yang didasarkan atas proporsi (gagasan awal) bahwa perilaku  dapat dipelajari & dijelaskan secara ilmiah.

Kelebihan Behaviorisme
Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif dengan cara pendekatan langsung kepada siswanya. Dengan itu semua jadinya siswa akan mempunyai minat dan kemauan untuk belajar.

Kekurangan Behaviorisme
Jadi bisa menimbulkan ketergantungan kepada siswanya karena pasti setiap mereka bertindak atau melakukan kegiatan harus menunggu pemberian dari sang gurunya. Berartin mereka melakukan itu semua semata-mata hanya ingin mendapat imbalan.  

Prinsip-prinsip Teori Belajar Behavioristik:
 
1.      Reinforcement and punishment
2.      Primary and secondary reinforcement (kebutuhan pokok makanan, minuman dan kennyamanan)
3.      schedule of reinforcement (pemberian rangsangan secara terjadwal. Contohnya eksperiment   pavlov)
4.      Contingency management (berhubungan dengan kesehatan mental sesorang, untuk meberikan perawatan kejiwaan. Pendidik jgn terlalu berlebih dalam meberi punishment agar jiwa terdidik menjadi terawat)
5.      Stimulus control in operant learning (mengendalikan rangsangan untuk menghasilkan perilaku yang diharapkan. Stimulus yang tak terkendali akan menghasilkan perilaku output yg tdk sesuai)
6.      The elimination of responses (pengahpusan perilaku yang tdk diinginkan).

Teori Pengkodisian Klasik Pavlov

1. Fase Akuisisi
2. Fase Eliminasi
3. Generalisasi
4. Deskriminasi

Teori kontiguitas dari Guthrie

Teori Kontiguitas adalah suatu proses perubahan yang terjadikarena adanya syarat-syarat (Conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (Respons)

Koneksionisme 

Belajar adalah hubungan antara S-R itulah sebabnya teori ini juga disebut “S-R bond theory” & “S-R psychology of learning” selain itu, teori ini dikenal dengan sebutan “trial and error learning”

Ciri-ciri pembelajaran Trial dan error

1.      Ada motif pendorong aktivitas
2.      Ada berbagai respons terhadap situasi
3.      Ada eliminasi repon-respon terhadap situasi
4.      Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya learning

3 hukum dasar Thorndike

-       law of readiness; jika reaksi terhadap stimulus didukung oleh kesiapan untuk bertindak atau bereaksi itu, maka reaksi menjadi memuaskan.
-       law of exercise; makin banyak dipraktekkan atau digunakannya hubungan stimulasi respon,     makin kuat hubungan itu. Praktek perlu disertai dengan “reward”.
-       law of effect”; bilamana terjadi hubungan antara stimulus dan respon dan dibarengi dengan “state of affairs” yang memuaskan, maka hubungan itu menjadi lebih kuat. Bila mana hubungan dibarengi “state of affairs” yang mengganggu, maka kekuatan hubungan menjadi berkurang.

Kemungkinan proses yang menyertai

1. Proses kepunahan  (extinction)  
2. Pemulihan spontan (pontaneous recovery)
3. Generalisasi
4. Diskriminasi
5. Conditioning tingkat tinggi (higher order conditioning)

Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:

Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).

Penguatan negatif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).

Kelebihan teori Skinner

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. Hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.

Kekurangan teori Skinner

Beberapa kelemahan  dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E. B. G. 1994) adalah bahwa:
keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.

0 komentar:

Posting Komentar